banner kabargunung

BREAKING NEWS: Aktivis Gelar Aksi Demo Tolak Tambang Nikel Saat Menteri ESDM Bahlil Tiba di Sorong

kabargun | 468 views

Jun 7, 2025

FB_IMG_1749255351014

Poto : Aktivis Gelar Aksi Demo Tolak Tambang di Sorong

Raja Ampat, Kabargung.com — Sejumlah aktivis menggelar aksi demonstrasi menolak tambang nikel di Papua Barat, bertepatan dengan kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, ke Sorong, pada Sabtu, 7 Juni 2025.

Aksi yang berlangsung di Bandara DEO Sorong serta sejumlah titik strategis lainnya ini mengusung tema “Selamatkan Manusia dan Alam Papua: Papua Bukan Tanah Kosong”. Dalam orasinya, para aktivis menyampaikan kecaman terhadap proyek-proyek industri ekstraktif yang dianggap merampas ruang hidup masyarakat adat dan mempercepat kehancuran lingkungan.



Massa aksi menyuarakan tiga tuntutan utama: (1). Cabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kabupaten Raja Ampat dan hentikan seluruh operasi tambang secara permanen. (2). Desak Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya untuk tidak memberikan izin kepada industri kelapa sawit, meskipun masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan (3). Tolak seluruh Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua Barat Daya dan di seluruh Tanah Papua.

“Negara seolah sengaja melakukan genosida terhadap manusia dan alam Papua. Ini bukan sekadar eksploitasi sumber daya, tapi bentuk kejahatan sistematis,” tegas salah satu orator aksi dalam pidatonya.

Para demonstran menilai kehadiran tambang dan proyek-proyek strategis nasional di Papua tidak terlepas dari kepentingan global, yang menjadikan wilayah ini ajang rebutan negara-negara besar. Mereka menyebut pemerintah Indonesia sedang membuka kran investasi pertambangan dan perkebunan seluas-luasnya, tanpa mempertimbangkan keberlangsungan hidup masyarakat adat dan ekosistem Papua.

“Sejak 1963, rakyat Papua terus diperlakukan sebagai objek. Sudah cukup. Saatnya negara berhenti membuat masyarakat Papua hidup dalam luka, emosi, dan penderitaan. Sadarilah kejahatan yang telah berlangsung puluhan tahun,” ujar salah satu peserta aksi.

Para aktivis juga menegaskan bahwa Raja Ampat adalah wilayah sakral dan menjadi simbol penting sebagai “kepala” dari Tanah Papua. Mereka mengecam rencana eksploitasi sumber daya alam di kawasan tersebut sebagai bentuk kolonialisme baru terhadap masyarakat adat.



Redaksi: Vull

Post Views : 468 views

Posted in , , ,

Berita Lainnya

Baca Juga

Google One Tawarkan Paket Berlangganan Murah Meriah, Rp 10 Ribu Dapat 30GB

Jakarta, Google One, layanan penyimpanan cloud berbayar dari…

Mentan Tetap Pantau Kondisi Pertanian Indonesia saat Hadir di G20 Brazil

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman tetap…

Pos Populer

3984931246225911134

Pengunjung