Poto : Yanto Eluay
Totiyo, Kabargunung.com – Panglima Tertinggi West Papua Army (WPA) menegur keras pernyataan tokoh adat Papua, Yanto Eluay, yang menolak peringatan 1 Juli sebagai Hari Ulang Tahun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). WPA menyebut bahwa 1 Juli adalah bagian dari sejarah nasional Papua yang tidak dapat dihapus atau dibatasi oleh individu manapun.
“Silakan cari makan dalam struktur NKRI, tapi jangan larang hak rakyat Papua untuk memperingati sejarahnya sendiri,” tegas Panglima WPA dalam keterangannya, Kamis, 27 Juni 2025. Ia menilai sikap Yanto Eluay sebagai bentuk manipulasi sejarah demi kepentingan politik pribadi.
Panglima juga mengingatkan bahwa deklarasi kemerdekaan Papua pada 1 Juli 1971 di Markas Victoria, Bewani, Papua Nugini di bawah pimpinan Zeth Rumkorem, adalah fondasi perjuangan bangsa Papua yang sah secara politik dan historis.
“1 Juli 1971 adalah hari sakral. Itu bukan milik kelompok tertentu, melainkan milik kolektif bangsa Papua yang merindukan kemerdekaan dan keadilan,” ujarnya.
Yanto Eluay: Tolak 1 Juli Sebagai HUT TPN-OPM, Papua Pilih Damai
Sebelumnya, dalam laporan media Inbrek.com (27 Juni 2025), Yanto Eluay, yang dikenal sebagai tokoh adat Papua, menyatakan penolakan terhadap peringatan 1 Juli sebagai Hari Ulang Tahun TPN-OPM. Menurutnya, tanggal tersebut tidak merepresentasikan nilai-nilai luhur masyarakat adat yang menjunjung tinggi kedamaian dan persaudaraan.
“Kami menolak 1 Juli dijadikan sebagai HUT TPN-OPM. Tanggal tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai masyarakat adat Papua,” kata Yanto Eluay dikutip dari Inbrek.com.
Respons WPA: Sejarah Tidak Bisa Dipalsukan
Menanggapi pernyataan tersebut, WPA menegaskan bahwa sikap Yanto Eluay bertentangan dengan semangat perjuangan rakyat Papua yang telah mengorbankan banyak nyawa demi cita-cita kemerdekaan West Papua.
“Sejarah tidak bisa dipalsukan hanya karena satu-dua tokoh ingin menjadi bagian dari sistem penjajah,” ujar juru bicara TPNPB-OPM. Ia menegaskan bahwa 1 Juli akan tetap diperingati oleh seluruh rakyat Papua sebagai simbol perlawanan terhadap kolonialisme.
Kabargunung.com akan terus memantau dinamika peringatan 1 Juli 2025 serta perkembangan sikap masyarakat adat, TPNPB-OPM, dan pemerintah Indonesia terhadap isu ini.
Redaksi: Vull
Post Views : 567 views
Posted in DEVISI II MAKODAM PAEMKA IV PANIAI, OPM, TPNPB, Tentang WPA
Poto : Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Dr….
Poto : Jefri P Bomanak PNG, Kabargunung.com…
Poto : Pasar di Jalan Kalibobo Nabire…
Poto : Situasi Wagete Deiyai, 19/06) 2025…
Poto : Petrus Peni Pekei Nabire, Kabargunung.Com–…