Nabire, Kabargunung.Com – Ketua Wilayah Meepago dari West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) menegaskan bahwa klaim Satgas Damai Cartenz mengenai pendekatan kultural dalam menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan Kelompok Kriminal Politik (KKP) di Papua hanyalah retorika tanpa bukti nyata di lapangan. Ia menyebut bahwa pendekatan kekerasan negara kolonial Indonesia justru memperparah konflik dan memperpanjang penderitaan rakyat Papua.
“Indonesia selama ini hanya menggunakan pendekatan militeristik dan kekerasan. Klaim pendekatan kultural itu tidak tampak di kenyataan. Rakyat Papua terus menjadi korban, baik secara fisik maupun psikologis,” ujar Ketua WPNCL Wilayah Meepago.
Menurutnya, tindakan Indonesia terhadap gerakan pro-kemerdekaan Papua seharusnya dinilai sebagai pelanggaran hukum internasional, bukan semata-mata masalah keamanan domestik. Ia menekankan bahwa baik Indonesia maupun United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sama-sama tercatat sebagai bagian dari Melanesian Spearhead Group (MSG)—Indonesia sebagai anggota asosiasi, sedangkan ULMWP sebagai pengamat (observer).
“Ketika Indonesia menyebut gerakan ideologis Papua Merdeka sebagai kriminal, sesungguhnya Indonesia sedang mengkriminalisasi rakyat Papua sendiri,” tegasnya.
Tokoh WPNCL itu juga mengingatkan bahwa konflik berkepanjangan di West Papua telah memakan banyak korban sipil dan menjadi salah satu pelanggaran HAM terbesar di dunia modern.
Tanggapan Satgas Damai Cartenz
Di sisi lain, Kaops Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol. Faizal Ramadhani menyatakan bahwa pihaknya telah menggunakan pendekatan kultural dan hukum secara bersamaan dalam menangani ancaman dari KKB dan KKP.
“Kami melakukan pendekatan persuasif, humanis, dan adaptif terhadap konteks sosial budaya Papua. Terutama kepada simpatisan, kami mengedepankan pendekatan antropologis,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Sabtu (19/07/2025).
Brigjen Faizal juga menjelaskan bahwa KKB dinilai beroperasi dengan kekerasan senjata, sedangkan KKP menyusup lewat jalur ideologi, aksi massa, dan propaganda digital yang mengarah pada upaya memisahkan Papua dari NKRI.
“Gerakan ini lebih berbahaya dalam jangka panjang karena dilakukan secara sistematis dan menyusup ke elemen masyarakat melalui narasi tandingan terhadap negara,” imbuhnya.
Ia mengklaim bahwa organisasi seperti KNPB, ULMWP, dan AMP menjadi garda depan dari gerakan separatisme yang menyebar melalui lobi internasional maupun media sosial.
Meski begitu, Brigjen Faizal juga mengakui bahwa Satgas menghadapi berbagai tantangan, mulai dari infrastruktur yang terbatas hingga gugurnya personel setiap tahun dalam tugas.
Penutup
Ketua WPNCL Wilayah Meepago kembali menegaskan bahwa pendekatan kekerasan oleh negara tidak akan pernah menyelesaikan konflik di Papua. Ia mendesak Indonesia dan dunia internasional untuk melihat permasalahan Papua sebagai isu dekolonisasi yang belum selesai, bukan semata-mata masalah keamanan nasional.
Redaksi : Vull
Post Views : 719 views
Posted in Konfilik TNI POLRI dan WPA, MSG, ULMWP
Poto : Markus Haluk selalu Sekjen Presiden…
Poto : Mahasiswa Mapia Mapia, Kabargunung.com —…
Penembakan oleh TNI-Polri di Nabire,26/06/2025 Nabire, Kabargunung.Com…
Poto : Pemukulan Peranus Balingga Yahukimo, Kabargunung.Com…
Poto : PIMPINAN ULMWP Totiyo Paniai, Kabargunung.Com–…