banner kabargunung

Kolonial Indonesia TNI–POLRI Tembak 3 Pelajar di Dogiyai: 1 Meninggal Dunia, 2 Luka Berat

kabargun | 1441 views

Aug 11, 2025

Screenshot_20250811_111445

Poto : Tembak Kolonial Militer Indonesia TNI Polri Martinus Tebai dan Yuvensius Degei dan Edison Tebai


DOGIYAI – Kabargunung.Com – Situasi di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, memanas setelah insiden penembakan terhadap warga sipil oleh Kolonial Militer TNI–POLRI pada Minggu, 10 Agustus 2025. Berdasarkan keterangan saksi, peristiwa terjadi di area Bandara Moanemani saat sekelompok pelajar sedang latihan gerak jalan.

Menurut penuturan rekan korban, keributan bermula ketika salah satu peserta latihan tidak berbaris dengan benar. Saat ditegur, pelajar tersebut melawan hingga terjadi aksi dorong-mendorong. Gerakan itu memicu perhatian oknum anggota Kesatuan Paskhas TNI Angkatan Udara yang sedang bertugas di lapangan terbang. Tak lama, terdengar letusan senjata api sekitar pukul 17.21 WIT, berlanjut hingga pukul 22.23 WIT.

Akibatnya, dua pelajar SMA terluka parah: satu tertembak di lengan, satu lainnya di punggung. Seorang pelajar SMP mengalami luka tembak di paha dan meninggal dunia di tempat.

Kronologi Kejadian, Berdasarkan catatan Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Dogiyai, insiden bermula pukul 14.00 WIT di ujung lapangan terbang Moanemani. Sekelompok orang yang diduga mengonsumsi minuman keras mengganggu seorang pedagang pendatang. Keributan cepat menyebar karena saat itu banyak warga mengikuti latihan gerak jalan di bandara.

Di tengah keramaian, terjadi aksi saling provokasi antara pemuda dan oknum Paskhas TNI AU. Sekitar pukul 17.00 WIT, dua remaja menjadi korban tembak: (1). Yuvensius Degei (14) – peluru menembus Punggung dari belakang ke depan. (2). Edion Tebai (14) – luka serupa di bagian tubuh bagian punggung.

Ketegangan berlanjut hingga malam. Pukul 22.00 WIT di Kampung Ekemanida, Kamu, Dogiyai, seorang pelajar SMP, Martinus Tebai (14), tewas setelah peluru menembus paha hingga mengenai area vital. Bentrokan antara pemuda dan aparat berlanjut hingga dini hari, dan jumlah korban lain masih didata.

Tanggapan Masyarakat Dogiyai menuntut Kapolres dan Danramil untuk mengusut tuntas pelaku penembakan. Mereka juga mengimbau pelajar tidak mengikuti kegiatan gerak jalan dan meminta event tersebut dibatalkan.

Pemuda Katolik Komcab Dogiyai mengecam dua hal:

1. Peredaran minuman keras di Moanemani yang sering memicu kericuhan.
2. Tindakan aparat keamanan yang melepaskan tembakan membabi buta, menewaskan dan melukai warga sipil.

“Seharusnya aparat mengedepankan pendekatan humanis. Ini Dogiyai, bukan hutan tempat binatang yang bisa ditembak sesuka hati,” tegas mereka.

Mereka juga menyerukan dialog terbuka untuk membahas peredaran miras dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan di Dogiyai.

Tuntutan Keluarga Korban, Keluarga korban mendesak dilakukannya investigasi kemanusiaan untuk mengungkap akar masalah kekerasan terhadap warga sipil di Dogiyai.

“TNI–POLRI jangan menjadikan senjata sebagai alat menembak rakyat sipil. Senjata hanya digunakan di daerah konflik dengan TPNPB–OPM, bukan pada masyarakat,” ujar keluarga korban.



Redaksi : Vull

Post Views : 1441 views

Posted in ,

Berita Lainnya

Baca Juga

Pos Populer

3984931246225911134

Pengunjung