Poto : Yosua Maiseni Bersama Pasukan TPNPB-OPM West Papua Army
Intan Jaya, Kabargunung.com – Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyerang markas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM) West Papua Army di Titigi, wilayah Komando Daerah Pertahanan (KODAP) VIII Intan Jaya, pada Selasa pagi, 10 Juni 2025. Serangan ini dibalas oleh pasukan TPNPB–OPM di bawah pimpinan Panglima Daerah Sabinus Waker dan Komandan Operasi Umum Yosua Maiseni, yang mengakibatkan satu anggota TNI dilaporkan gugur.
Dalam laporan kepada redaksi Kabargunung.com pada pukul 08:32 WIT, Yosua Maiseni menegaskan bahwa pasukan TNI lebih dahulu melakukan penyerangan dalam rangka operasi militer yang mereka sebut “Operasi Habema.”
> “TNI yang lebih dulu masuk untuk Operasi Habema di markas kami, Titigi KODAP 8. Kami tidak akan mundur. Kami akan tetap jalankan perang gerilya. Namun, kami menekankan bahwa baik TPNPB–OPM maupun TNI wajib mematuhi hukum humaniter internasional agar tidak ada korban dari warga sipil,” tegas Yosua Maiseni.
Yosua juga menyampaikan bahwa pola serangan dan pengepungan oleh TNI serupa dengan pengepungan terhadap markas Ondius Kogoya dan Daniel Kogoya pada Mei 2025. Ia menyebut bahwa kekuatan militer TNI semakin membahayakan, bukan hanya bagi pasukan TPNPB–OPM, tetapi juga bagi masyarakat sipil di sekitar wilayah konflik.
Menanggapi laporan tersebut, Panglima Tertinggi West Papua Army, Jenderal Demianus Magai Yogi, membenarkan bahwa TNI telah melakukan serangan terlebih dahulu di markas Titigi.
“Benar, pasukan TNI yang memulai serangan. Pasukan kami tetap berada di markas Titigi dan mempertahankan posisi. Satu anggota TNI dilaporkan gugur dalam baku tembak. Kontak senjata masih berlangsung di medan pertempuran Titigi,” ujar Jenderal Demianus Yogi.
Ia menegaskan bahwa pihaknya bertanggung jawab atas korban dari pihak TNI karena tindakan penyerangan tersebut dimulai oleh militer Indonesia.
“Kami bertanggung jawab karena TNI yang lebih dulu mengepung markas kami. Namun kami tegaskan, semua pihak harus menjunjung tinggi hukum perang. Warga sipil tidak boleh jadi korban dalam konflik bersenjata di Titigi,” tegas Panglima Tertinggi West Papua Army, Jenderal Demianus Magai Yogi.
Redaksi :
Editor : Vull
Post Views : 1062 views
Posted in Konfilik TNI POLRI dan WPA, Konflik
Liputan6.com, Jakarta – Harga emas dunia kembali mencetak…
Poto : Bupati Intan Jaya Sebarkan TV…
Poto: 2 Helikopter Milik TNI, 01/04/2024 Intan…
Poto : Upacara Markas Besar Totiyo West…
Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh mengaku tidak…