Poto : .Demianus Magai Yogi Selaku Panglima Tertinggi WPA
Dogiyai Papua, Kabargunun.com– Panglima Tertinggi West Papua Army (WPA), atau Tentara Papua Barat, Demianus Magai Yogi, yang menaungi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Tentara Nasional Papua Barat (TNPB) dan Tentara Revolusi Papua Barat (TRWP). Menegaskan bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia, termasuk Program Makanan Bergizi Gratis (MBG), bukan sekadar bantuan sosial, tetapi merupakan bagian dari strategi sistematis untuk melemahkan dan menghancurkan masa depan rakyat Papua. Kami menerima Media melalui whatsapp panglima tertinggi WPA, 17/02/2025.
Menurut Yogi, pemerintah tidak benar-benar peduli dengan kesejahteraan orang Papua, tetapi justru menggunakan kebijakan seperti MBG sebagai alat untuk mengendalikan dan menghilangkan generasi Melanesia Papua Barat di tanah leluhur mereka sendiri. Ia menegaskan bahwa bangsa Papua tidak membutuhkan makanan gratis, melainkan akses pendidikan gratis yang layak untuk membangun masa depan yang mandiri dan bermartabat.
Penolakan terhadap program MBG tidak hanya terjadi di Dogiyai, Nabire dan Wamena. Sebelumnya, pada 3 Februari 2025, ratusan pelajar di Kabupaten Yahukimo juga mengadakan unjuk rasa serupa, menolak program MBG dan menuntut beasiswa pendidikan. Mereka berpendapat bahwa pendidikan yang layak lebih dibutuhkan daripada pemberian makanan gratis.
“Kebijakan ini bukan untuk menyejahterakan rakyat Papua, tetapi untuk membuat mereka bergantung dan secara perlahan menghilangkan etnis Melanesia di tanah Papua,” ujar Yogi.Ia juga mengecam keras tindakan aparat kepolisian dalam membubarkan aksi damai pelajar di Wamena dan Dogiyai, yang menyuarakan penolakan terhadap program MBG serta menuntut pendidikan gratis.
Menurutnya, tindakan represif tersebut menunjukkan bahwa pemerintah tidak pernah berniat mendengarkan suara rakyat Papua dan justru menekan mereka dengan kekerasan.Lebih lanjut, Yogi menyerukan kepada seluruh rakyat Papua untuk tetap bersatu dan melawan kebijakan atau sistem negara Indonesia yang merugikan masa depan generasi mendatang. Ia juga menegaskan bahwa perjuangan Papua untuk menentukan nasib sendiri tidak boleh dipadamkan oleh strategi-strategi termasuk program makanan geratis yang dibuat oleh pemerintah Indonesia.
“Kami tidak akan tinggal diam. Bangsa Papua harus bangkit dan melawan ketidakadilan ini. Pendidikan adalah hak dasar, bukan sesuatu yang bisa ditukar dengan makanan gratis yang mencurigakan,” tegasnya.Di sisi lain, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa program MBG bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di kalangan anak-anak Papua. Namun, bagi sebagian masyarakat Papua, termasuk para pelajar yang melakukan aksi protes, program ini justru dinilai sebagai pengalihan dari tuntutan utama mereka: pendidikan gratis dan berkualitas.
Situasi ini mencerminkan meningkatnya ketegangan antara aspirasi rakyat Papua dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah pusat. Rakyat Papua terus berjuang agar suara mereka tidak diabaikan dan agar hak mereka atas pendidikan serta masa depan yang lebih baik tetap diperjuangkan.
Redaksi :
Post Views : 693 views
Jakarta – Asus kembali menghadirkan lini laptop terbarunya dengan…
Liputan6.com, Jakarta – Badan Anggaran (Banggar) DPR RI…
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman budaya…
Poto : Masyarakat Wilayah Mapia Tolak Perusahaan…
Liputan6.com, Jakarta KAI Logistik, anak perusahaan PT Kereta…