Poto : Presiden Eksekutif ULMWP
Jayapura, Kabargunung-Com — United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) memperingati 63 tahun New York Agreement atau Perjanjian New York yang dianggap sebagai “perjanjian hitam dan terkutuk” bagi Bangsa Papua. Peringatan ini disampaikan bertepatan dengan momentum perayaan 63 tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat (15/8).
“Syukur bagi-Mu, Tuhan! Mengawali pernyataan ini, kami mengajak rakyat Papua untuk menundukkan kepala, mendoakan, dan mengenang para korban tragedi berkepanjangan di West Papua,” kata Sekretaris Jenderal Eksekutif ULMWP, Markus Haluk, dalam keterangan tertulis yang diterima langsirkan Odiyaiwuu.Com, 15/08/2025.
Presiden Eksekutif ULMWP, Menase Tabuni, menegaskan bahwa Bangsa Papua tidak memiliki masa depan hidup bersama Indonesia. Ia menyerukan rakyat Papua untuk melindungi diri dan menolak setiap kebijakan yang dianggap sebagai kolonialisme.
“Hari ini kita memperingati 63 tahun New York Agreement, yang ditandatangani dua bangsa asing—Pemerintah Kerajaan Belanda dan Pemerintah Indonesia—dengan mediasi PBB di New York,” ujarnya.
Menase juga menyerukan aksi protes dan perlawanan demi mempertahankan harga diri, bangsa, dan tanah air. Ia menilai, pada momentum 80 tahun kemerdekaan Indonesia, sudah saatnya Pemerintah Indonesia, Belanda, PBB, Amerika Serikat, dan para pemimpin dunia mendorong penyelesaian konflik status politik West Papua.
Redaksi : Vull
Sumber : Odiyaiwuu. Com
Post Views : 467 views
Posted in ULMWP
Poto : Semangat Pelajar SMP Kabupaten Deiyai…
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora…
Poto : Presiden Eksekutif ULMWP Jayapura, Kabargunung-Com…
Poto : Demianus Magai Yogi selaku Panglima…
Poto : Gabungan Upacara West Papua Army…