banner kabargunung

Bantah Rekaman Audio Sebby Sambom: Website Mediasi Lokal Tak Punya Hak Batasi Gerakan Perang West Papua Army

kabargun | 875 views

Aug 10, 2025

Screenshot_20250811_072619

Poto : Sebby Sambom dan Hasil Kongres West Papua Army


Papua, Kabargunung.Com — Pasukan West Papua Army melayangkan bantahan keras terhadap pernyataan audio Sebby Sambom yang beredar di media sosial dan grup WhatsApp. Mereka menilai Sebby Sambom kerap memanipulasi data lapangan dengan mengatasnamakan Komando Goliat Tabuni, seolah-olah Panglima Tinggi Goliat Tabuni selalu berada di pihaknya. Praktik ini, menurut mereka, sering muncul dalam pemberitaan kelompok militan KNPB.

Dalam rekaman tersebut, Sebby Sambom membantah keberadaan West Papua Army. Padahal, West Papua Army adalah gabungan tiga komando utama: TPNPB-OPM, TRWP, dan TNPB.

TPNPB-OPM telah berdiri sejak 1973 di Kampung Victoria, PNG, dipimpin Jakob Parai dan Seth Javed Rumkrom bentuk Marvit, serta telah memperoleh legitimasi dari Departemen Pertahanan ULMWP.

Pasukan yang ada kemudian dilebur dalam West Papua Army sebagai wadah koordinasi tiga komando, yang masing-masing bergerak di wilayah gerilya sendiri.

Pihak West Papua Army menegaskan bahwa pernyataan Sebby Sambom hanyalah pendapat pribadi, bukan perintah resmi dari KTT Biak Perwomi. Posisi Sebby disebut hanya sebagai juru bicara Joindoga, Tingginambut, Puncak Jaya, sehingga tidak mewakili rekomendasi resmi forum tersebut.

Catatan Sejarah, Perang gerilya di Papua sudah berlangsung sejak 1973, usai pembentukan TPNPB-OPM di Kampung Victoria Bewani. Saat itu Jakob Parai membentuk 7 Komando PEMKA, sementara Seth Javed Rumkrom membentuk Komando Marvid. Perjuangan ini telah berjalan jauh sebelum Sebby Sambom terlibat.

Tuntutan dan Kritik, Pasukan West Papua Army meminta Sebby Sambom segera mencabut pernyataannya yang dinilai mengada-ada dan mengganggu perjuangan pihak lain. Mereka juga mengingatkan publik bahwa Sebby Sambom pernah menolak proklamasi 1 Juli 1971 — sikap yang dianggap setara dengan menolak keberadaan TPNPB-OPM.
Selain itu, Sebby sambom juga dinilai sering mengklaim perjuangan para pejuang lama dari kelompok Viktoria PNG Bewani. Pasukan menyebut tindakan ini sebagai perusakan warisan perjuangan, dan meminta Sebby Sambom bertobat.

Sebelum bergabung dengan TPNPB-OPM, Sebby Sambom pernah bekerja di Amnesty International, namun kemudian terlibat dalam aktivitas yang menurut pasukan mengganggu perjuangan murni. Mereka menegaskan perjuangan ini akan berlanjut hingga Papua merdeka, dengan laporan pertempuran terbaru menyebut bentrokan masih berlangsung dari Sorong hingga Samarai, khususnya di Intan Jaya, Papua Tengah.

Isu Kewenangan dan Potensi Konflik Internal
Pasukan West Papua Army menegaskan Sebby Sambom tidak memiliki kewenangan untuk menangkap anggota mereka. Mereka mempertanyakan motif ancaman yang ia sampaikan dalam rekaman audio, menilai hal itu sebagai tanda kepanikan dan potensi pemicu konflik horizontal di kalangan TPNPB-OPM, TRWP, dan TNPB.

Latar Belakang Perpecahan Komando
Sejarah menunjukkan adanya perpecahan 7 komando dari Kodap 2 Wamena di bawah pimpinan Jenderal Matias Wenda, yang kemudian membentuk TRWP. Beberapa komando TPNPB-OPM lainnya di Mamta/Tabi, Biak, Sorong, Manokwari, dan Wamena juga membentuk TNPB di bawah pimpinan KTT 2 Palang Bulan Jayapura membentuk NFRPB. Meski berbeda nama, tujuan akhirnya adalah membentuk West Papua Army sebagai wadah koordinatif yang merangkul semua komando untuk bersatu.


Redaksi: Vull

Post Views : 875 views

Posted in

Berita Lainnya

Baca Juga

Pos Populer

3984931246225911134

Pengunjung