Poto : Siswa- Siswi Demonstrasi di Paniai, 24/02/2025
Paniai Enarotali, Kabargunung.Com– Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh seluruh Pelajar SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 24 Februari 2025, menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah terkait program makanan gratis bergizi. Para seluruh pelajar siswa/i yang turun ke Lapangan Karel Gobai di Enarotali menyuarakan tuntutan agar pemerintah Indonesia lebih memprioritaskan pendidikan gratis daripada memberikan makanan gratis.Media Terima Kabargunung. Com, 24/02/2025
Koordinator lapangan dalam aksi ini menekankan bahwa pendidikan gratis dianggap lebih penting untuk masa depan anak-anak Papua dibandingkan dengan program bantuan makanan. Tuntutan ini mencerminkan keinginan masyarakat setempat agar pemerintah lebih fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, aksesibilitas, dan fasilitas sekolah di daerah mereka.
Menurut Ketua Koordinator aksi, masyarakat merasa bahwa program makanan gratis yang diterapkan di berbagai tempat justru menimbulkan banyak kasus keracunan. Hal ini menjadi alasan utama mereka turun ke lapangan untuk menolak kebijakan tersebut. Mereka menegaskan bahwa pendidikan gratis jauh lebih penting dan seharusnya menjadi prioritas utama bagi pemerintah Indonesia.
Lebih lanjut, Ketua Koordinator menyatakan bahwa program makanan gratis ini dicurigai memiliki motif tersembunyi yang bertujuan untuk menghabiskan ras Melanesia di West Papua. Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran mendalam masyarakat terhadap dampak jangka panjang dari kebijakan pemerintah yang mereka anggap tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat Papua.
Poto: Demo di lapangan Karel Gobai Kabupaten Paniai, 24/02/2025
Menanggapi hal ini, para demonstran juga menegaskan bahwa masyarakat Papua mampu menjamin kehidupan mereka sendiri tanpa ketergantungan pada program makanan gratis. Mereka menyatakan bahwa Papua memiliki sumber daya alam yang kaya dan gizi yang cukup. Oleh karena itu, mereka menuntut agar pemerintah lebih fokus pada evaluasi dan penerapan pendidikan gratis daripada mengalokasikan anggaran untuk makanan gratis.
Demonstran juga menyoroti eksploitasi sumber daya alam Papua yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui berbagai perusahaan seperti PT Freeport di Timika, serta eksploitasi sumber daya di Nabire, Yahukimo, Paniai Degeuwo, Sorong, Merauke, Keerom, dan Manokwari. Mereka menilai bahwa eksploitasi ini telah merusak lingkungan dan mengancam masa depan masyarakat Papua.
Selain itu, demonstran menolak rencana pembukaan Blok Wabu yang mengandung emas, minyak, gas, dan batu uranium, karena dianggap akan semakin merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat Papua. Mereka juga mengkhawatirkan bahwa program makanan gratis merupakan bagian dari kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat Papua, terutama karena adanya kasus-kasus keracunan yang semakin meningkatkan kecurigaan mereka.
Tak hanya itu, para demonstran juga menyoroti eksploitasi hutan Papua yang semakin mengkhawatirkan. Mereka menegaskan bahwa kayu di berbagai daerah seperti Nabire, Timika, Jayapura, dan Mamberamo telah habis akibat penebangan besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan logging yang beroperasi dengan izin dari pemerintah Indonesia. Hal ini dinilai merusak lingkungan serta mengancam keberlanjutan hidup masyarakat adat Papua yang bergantung pada alam.
Atas dasar ini, Pelajar dan masyarakat dan para demonstran dengan tegas menolak program makanan gratis serta mendesak pemerintah untuk segera mengalokasikan anggaran bagi pendidikan gratis. Mereka juga menuntut penghentian eksploitasi sumber daya alam Papua yang selama ini dianggap lebih menguntungkan pihak luar daripada masyarakat setempat. Pungkasnya.
Redaksi :
Editor : VULL
Post Views : 664 views
Posted in Nasional, Pendidikan, Uncategorized
Poto : Mayat Pelinus Yibslomi telah meninggal…
Poto : SD Inpres Bakonaip, Distrik Okhika,…
Liputan6.com, Jakarta – Samsung Electronics kini memboyong teknologi…
Liputan6.com, Jakarta KAI Logistik, anak perusahaan PT Kereta…
Poto : Penangkapan Jimi Magai Yogi Paniai,…